Mengenal Lebih Dekat Kumi Naidoo, Direktur Eksekutif Greenpeace International (Sebuah wawancara Samantha Michaels dari Majalah Outline)
Ketika Kumi Naidoo berusia 15 tahun, ia memulai perjalanannya menuju garis depan perjuangan anti apartheid di Afrika Selatan. Seorang pelajar di kota Durban, ia dikeluarkan dari sekolah menengah dan masuk penjara beberapa kali karena aksi protes menentang segregasi ras, hingga akhirnya ia pergi ke luar negeri untuk menimba ilmu di Universitas Oxford Inggris. Ia kembali ke Afrika Selatan setelah Nelson Mandela dibebaskan dari penjara tahun 1990. Naiddo membantu Kongres Nasional Afrika memenangkan pemilihan umum di tahun 1994, momentum yang mengubah sejarah Afrika Selatan.
Setelah itu Naidoo mengalihkan perhatiannya ke kampanye global untuk pendidikan, hak-hak kaum perempuan, pengentasan kemiskinan dan konservasi lingkungan, dimana ia kembali berada di garis depan pergerakan utama saat ini sebagai Direktur Eksekutif Greenpeace International, sebuah organisasi lingkungan terbaik dan paling vokal di dunia.
Naidoo (47) selalu menjadi penggemar ‘direct action’ (aksi terbuka dan langsung). Beberapa contohnya antara lain sebelum bersama Greenpeace di tahun 2009, Naidoo bergabung dengan Uskup Desmond Tutu dan ratusan aktivis lain dalam aksi mogok makan 21 hari untuk mendukung gerakan demokrasi di Zimbabwe.
Bulan Agustus tahun ini bersama tim Greenpeace ia mendaki platform sebuah pengeboran minyak lepas pantai Arktik untuk memprotes rencana pengeboran sebuah perusahaan energi. Dalam wawancara ini, Naidoo menuturkan pada kami bagaimana ia tetap termotivasi sementara disirami air dingin selama melakukan aksinya, apa yang telah ia pelajari dari apartheid dan mengapa ia meyakini segala sesuatu mungkin terjadi.
Gambarkan sebuah hari yang sempurna menurut Anda, dari fajar hingga senja. Di mana Anda berada, siapa yang Anda temui dan apa yang Anda lakukan.
Saya suka menghabiskan hari bersama putri saya di Durban – Afrika Selatan, kota asal saya. Hari yang cerah dan kami mendaki Gunung Drakensberg, situs warisan budaya UNESCO. Tempat di mana masih bisa ditemukan lukisan suku asli Bushmen yang luar biasa indah dalam hal flora dan fauna. Dalam pendakian kami melihat para penunggang kuda, pendaki yang lain, binatang-binatang kecil dan ular.
Kami masak masakan vegetarian yang pedas di malam hari, mungkin bayam dan kari kentang setelah itu bercakap-cakap. Putri saya berusia 20 tahun dan kami jarang bertemu, setidaknya sekali setiap beberapa bulan.
Jika Anda bisa pergi ke sebuah tempat yang belum pernah Anda kunjungi, kemana Anda akan pergi dan mengapa?
Baru-baru ini saya ada di Arktik, tapi saya dengar keanekaragaman hayati bawah lautnya mempesona dan kami masih belum tahu banyak tentang kehidupan di dalam perairan di sana, jadi saya ingin sekali kembali dan melakukan eksplorasi, mungkin Laut Chukchi sebelah barat Alaska. Baru-baru ini, ilmuwan menerbitkan temuan yang menggambarkan ganggang laut terbesar di dunia, dan tempat itu bisa menjadi sebuah kawasan yang menarik. Laut ini hanya dapat dilayari hanya empat bulan setahun dan Anda juga bisa menemukan beruang kutub, ikan paus dan anjing laut di sana. Tapi saya hanya pernah melakukan satu sesi selam dan tidak berjalan dengan baik, jadi saya harus mempersiapkannya dengan lebih baik sekarang.
Apa tempat terbaik yang pernah Anda kunjungi? Mengapa tempat itu begitu istimewa?
Rasanya sulit meninggalkan kampung halaman. Di sanalah saya tumbuh, tempat di mana kenangan terbaik saat menjadi aktivis muda. Tempat itu sudah berubah sedikit selama beberapa tahun, tapi kebanyakan teman–teman dan keluarga masih ada di sana. Saya rasa orang-oranglah yang membuat sebuah tempat menjadi istimewa.
Kota kami tidak lagi terpisah secara ras secara resmi, tapi sedihnya pembatasan apartheid secara luas masih sama. Namun demikian, Durban memiliki pantai yang indah, orang-orang dengan beragam budaya, kuliner yang luar biasa dan berdekatan dengan pegunungan. Saya pulang kampung dua kali setahun.
Jika Anda bisa makan siang dengan petualang, penjelajah atau atlit, siapa orangnya dan mengapa?
Pastinya pelari cepat dari Jamaika, Usain Bolt, saya mengaguminya karena ia datang dari latar belakang yang biasa saja dan ia berhasil. Ia juga ingin menjadi teladan positif khususnya bagi kaum muda. Sebagai mantan pelari cepat 100 dan 200 meter, saya sangat mengagumi Bolt yang telah mejadi orang tercepat.
Apa yang memotivasi Anda dalam pekerjaan sebagai environmentalist?
Dua hal. Yang pertama, optimise yang tak terbendung. Belum terlambat untuk mengubah masa depan dunia kita dan memastikan masa depan bagi generasi yang akan datang. Yang kedua adalah masa lalu saya. Tumbuh di lingkungan apartheid di Afrika Selatan, dipenjara di usia 15 tahun dan akhirnya membawa perubahan membuktikan pada saya bahwa bahkan rezim dan sistem yang paling brutal dapat dirubah untuk kebaikan. Tak ada yang mustahil.
Kapan dan bagaimana Anda pertama kali mengambil resiko dalam pekerjaan Anda?
Tinggal di tengah lingkungan apartheid di Afrika Selatan kami dihadapkan pada banyak ketidak-adilan sosial setiap hari. Mengalami langsung situasi semacam itulah yang memercikan api semangat di dalam saya. Saya tidak bisa pergi ke beberapa pantai karena pantai-pantai tersebut hanya bagi orang kulit putih, saya tidak bisa pergi ke beberapa fasilitas publik seperti bioskop dan stadion olahraga.
Saya adalah salah satu dari orang-orang itu dan mulai bergabung dan bekerja dengan beberapa kelompok aktivis lokal. Kami melakukan banyak hal mulai dari menyemprotkan slogan di institusi publik saat Mandela dipenjara, sampai berbaris. Namun karena tekanan, kami harus kreatif. Kami menciptakan motorcade, di mana 50 aktivis akan menempelkan poster yang sama di mobil mereka dan berkendara menuju pusat kota. Kami tidak melanggar hukum tapi itu adalah aksi protes teroganisir.
Pendirian saya untuk meluruskan yang salah terus berkembang, itulah yang membuat saya menjadi seperti ini sekarang.
Apa nasihat yang bisa Anda berikan bagi environmentalis muda?
Aktivisme bukanlah hak istimewa beberapa orang saja, itu adalah tanggung jawab kita bersama, secara khusus generasi muda. Aktivisme adalah pilihan gaya hidup. Membatasi makan daging, bersepeda ke tempat kerja dan menekan perusahaan untuk berubah dan pemerintah untuk meluluskan hukum perlindungan lingkungan adalah hak yang bisa kita gunakan melalui perilaku memilih dan membeli, termasuk bergabung dengan beragam gerakan dan organisasi.
Orang-orang seharusnya memahami dan merangkul ide reuse (memakai ulang), recycle (mendaur ulang) dan reduce (mengurangi). Kita tinggal di dunia di mana beberapa orang mengkonsumsi secara berlebihan dan mayoritas orang memiliki sedikit. Kita selalu harus memikirkan cara-cara untuk mengurangi jejak karbon dan banyak cara yang bisa dilakukan.
Orang banyak telah mengirimkan pesan yang jelas pada para politisi, mengatakan kami tak bisa merubah ilmu pengetahuan dan kami harus merubah politik dan menunjukan kemauan politik. Banyak orang mengatakan politik telah sangat mandek hingga tak lagi ada gunanya untuk memilih.
Saya bersimpati pada pandangan ini, tapi saya rasa kita bertanggung jawab untuk mencegah lebih banyak lagi kegagalan demokrasi di seluruh dunia dan sementara cukup sulit untuk meyakinkan para politisi benar-benar melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan dan seringkali pemilihan tampak seperti upaya yang tak ada artinya—penting bahwa masyarakat tidak menyerah pada proses pemilihan umum formal. Tantangannya bukan hanya sekedar memilih politisi yang mendukung cara yang lebih inklusif secara sosial dan lingkungan hidup yang berkelanjutan tetapi juga untuk membuat sistem politik yang lebih inklusif dan demokratik.
Jika Anda memperhatikan negara seperti Amerika, Anda dapat berkata kalau itu adalah demokrasi terbaik yang bisa dibeli, dengan banyaknya para pelobi yang dipekerjakan oleh industri batu bara, gas dan minyak untuk mencegah undang-undang progresif di Capitol Hill. Merubah politik di Washington adalah upaya yang besar, tapi perlu untuk dilakukan.
Jika orang ingin terlibat, mereka harus mulai dari komunitas di mana mereka tinggal dan bekerja, seringkali mereka dapat menemukan organisasi untuk bergabung. Greenpeace adalah sumber informasi penting tapi juga pilihan untuk beraksi dan terlibat—saya harus mengakui, hal ini tidak sepenuhnya objektif. Orang-orang muda secara khusus harus mencari organisasi seperti 350.org dan yang lainnya yang melakukan pekerjaan-pekerjaan luar biasa.
Nasihat akhir saya bagi orang-orang muda adalah tidak menunggu kepemimpinan dari para politisi. Mulai ambil langkah awal sekarang, karena pemimpin kita saat ini tengah menyangkal kenyataan mengerikan yang kita hadapi. Kepemimpinan bisa datang dari mana saja.
Apakah Anda memiliki panutan atau mentor? Siapa yang paling mempengaruhi dan apa yang telah diajarkannya pada Anda.
Saya selalu kembali lagi ke ‘Aktivis Kanon’ itu sebutan saya—para pemimpin yang patut dicontoh dari masa lalu, termasuk nama-nama legendaris seperti Mandela, Martin Luther King, Rosa Parks dan Gandhi. Pertama kali saya mendengar tentang Mandela saat saya berusia 15 tahun dan saya terlibat dalam aksi protes pertama menentang sistem pendidikan yang tidak merata di Afrika Selatan. Sejak saat itu, saya mulai belajar tentang perjuangan banyak orang di belahan dunia lain, seperti Gandhi dan lainnya.
Kebanyakan dari kita tidak seperti mereka, tapi kita memainkan peran kecil, bahkan jika hasilnya tidak selalu segera terlihat. Apa yang diajarkan para panutan ini adalah perubahan mungkin terjadi jika orang-orang mengambil komitmen, perubahan mungkin terjadi jika orang-orang percaya pada perubahan.
Apakah Anda memiliki filosofi hidup?
Kita semua memiliki kekuatan untuk merubah hal-hal di sekitar kita. Itu adalah sesuatu yang manusia dapat lakukan dengan cara besar dan kecil setiap hari—jika kita berkomitmen. Rintangan bagi banyak orang adalah tidak mempercayai kalau mereka memiliki kekuatan untuk membuat perbedaan.
Apakah Anda pernah melakukan kesalahan atau hampir mengalami kecelakaan yang membuat Anda berpikir dua kali untuk mengejar upaya aktivisme Anda?
Ada waktu-waktu saat tekad saya sebagai aktivis ditantang, ya, baru beberapa bulan lalu, saat aksi di Arktik, saya bagian dari kelompok sukarelawan Greenpeace mencoba mengirimkan pesan ke perusahaan seperti Gazprom dan Shell: melakukan pengeboran di Arktik adalah hal yang gila. Jadi sebagai bagian dari aksi, saya bergantungan di anjungan minyak lepas pantai dan pekerja Gazprom menyemprotkan air dan sesaat saya berpikir bergabung dengan aksi bukanlah keputusan terbaik yang saya ambil—saat itu sangat dingin dan saya basah dan sangat tidak nyaman.
Tapi lebih dari dua juta orang yang mendukung kampanye Save the Arctic saat itu (sekarang sudah mencapai 2.25 juta pendukung) memberikan saya energi dan mengembalikan tekad untuk bertahan. Kami semua kembali ke kapal dengan selamat. Karena adanya pengawasan public pada perusahaan-perusahaan yang mencoba melakukan pengeboran di Arktik, makin banyak pelaku bisnis dan pemimpin politik yang sepakat dengan kami bahwa Arktik tidak boleh diganggu gugat.
Jika Anda harus memilih karir yang berbeda, apakah itu dan mengapa?
Sangat sulit untuk melihat diri saya melakukan sesuatu yang berbeda dari apa yang saya lakukan sekarang. Saya akan tetap menjadi aktivis. Jika bukan aktivis lingkungan, saya akan berjuang untuk kesamaan gender karena saya percaya kaum pria harus menyadari kalau mereka kalau mereka tidak pernah bisa benar-benar bebas hingga kaum perempuan juga mengalami kesamaan penuh. Masalah-masalah seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak harus benar-benar dituntaskan.
Sebutkan tiga hal yang masih ada dalam daftar keinginan Anda.
Saya ingin belajar menggunakan beberapa platform social media yang baru dan sedang tren, dan terhubung dengan generasi muda khususnya social media yang memberikan akses untuk berbagi ide dan kisah-kisah nyata.
Saya ingin meyakinkan sektor keuangan untuk berhenti mendukung industri berbahan bakar fosil.
Dan akhirnya, saya ingin hidup lebih panjang lagi untuk melihat dunia di mana planet dan orang-orangnya menjadi prioritas sebelum keuntungan dan kekuasaan.
0 komentar:
Post a Comment