Jakarta - PT Freeport Indonesia (Freeport) merevisi jumlah korban insiden runtuhnya ruang-ruang kantor dan kelas pelatihan di tambang bawah tanah Freeport di Papua. Jumlah total korban direvisi dari 39 orang menjadi hanya 38 orang, dari jumlah itu 23 orang belum diketahui nasibnya.
Demikian keterangan tertulis Freeport yang dirilis detikFinance, Jumat (17/5/2013)
"Karena kesimpangsiuran keadaan pasca runtuhnya bagian terowongan, terjadi kesalahan dalam penghitungan jumlah pekerja yang terperangkap. Tim penyelamat pada awalnya menganggap terdapat 39 pekerja yang terperangkap di dalam reruntuhan, namun kemudian terungkap bahwa salah satu di antara pekerja tersebut berhasil meloloskan diri tanpa terluka," jelas Freeport.
Rincian dari 38 korban tersebut, antara lain sebanyak 10 orang sudah dievakuasi dan selamat, sedangkan 5 orang meninggal, dan 23 orang masih belum diketahui nasibnya.
Perkembangan terbaru para anggota tim penyelamat PTFI telah berhasil membuka dua akses masuk menuju lokasi insiden yang dapat digunakan sebagai akses masuk untuk alat berat agar proses penyelamatan dan pemulihan dapat dipercepat.
Tim penyelamat, yang terdiri dari 60 ahli penyelamat yang paling berpengalaman dalam hal kegiatan bawah tanah, saat ini sedang menjalankan operasi penyelamatan dan pemulihan dengan terus memerhatikan aspek keamanan.
"Tim kini sedang bekerja dengan penuh ketelitian untuk melakukan evakuasi terhadap 23 pekerja yang saat ini masih terperangkap dalam reruntuhan," jelas Freeport.
Sumber : detikFinance
0 komentar:
Post a Comment