MALANG - Organisasi perlindungan satwa ProFauna Indonesia menilai penembakan mati macan kumbang yang turun ke permukiman di Lumajang, Jawa Timur, merupakan keputusan yang tergesa-gesa.
Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, menyatakan keputusan menembak mati macan terlalu dini. Seharusnya, dilakukan upaya persuasif dulu sebelum memutuskan tembak mati. "Harusnya ada upaya persuasif hingga dua sampai tiga kali," kata Rosek Nursahid, Rabu (3/10/2013).
Ia menyesalkan penembakan mati macan kumbang tersebut meski dalam upaya melumpuhkannya dengan bius telah melukai empat orang petugas. Rosek menduga jika turunnya macan kumbang ke permukiman karena satwa tersebut merasa terganggu dengan adanya perambahan hutan dan aktivitas manusia di habitatnya.
"Kalau makanannya masih cukup karena masih banyak babi hutan, tupai, monyet, dan lain-lain," kata Rosek.
Karena itu, satwa merasa terganggu dengan perambahan aktivitas manusia di habitatnya sehingga stres dan mengalami disorientasi medan.
Sebelumnya, seekor macan kumbang telah menyerang permukiman warga di Dusun Sumber, Desa Sentul, Kecamatan Sukodono, Lumajang, kemarin. Macan sempat melukai empat orang petugas saat berusaha melumpuhkannya. Macan tersebut akhirnya ditembak mati karena alasan membahayakan manusia.
Sumber: Okezone
0 komentar:
Post a Comment