Pulau Labengki dengan kekayaan laut berupa kima. Foto: Ahmad Nizar/Sindo TV |
KEINDAHAN Pulau Labengki di Sulawesi Tenggara sangat memikat mata wisatawan dalam dan luar negeri meskipun masih belum banyak pihak yang mengetahuinya. Siapa sangka, di destinasi wisata inilah terdapat jenis spesies kima terbesar kedua di dunia.
Ada 10 jenis kima yang terdata di dunia saat ini, tujuh spesies di antaranya dapat ditemukan di Asia sementara tiga spesies lainnya adalah kima langka yang hanya ditemukan di Kepulauan Fiji dan Tonga di Samudera Pasifik (Tridacna Tevoroa/Mbalavuana), Tridacna Costata, yang hanya berada di Laut Merah dan Tridacna Rosewatery yang hanya di temukan di Kepulauan Mauritius Madagascar.
Namun, pada Juni 2011, Tim Konservasi Taman Laut Kima Tolitoli yang melakukan relokasi untuk menyelamatkan kima dari kepunahan di Desa Tolitoli, Konawe, Sulawesi Tenggara, menemukan kima spesifikasi berbeda dengan spesies kima yang telah ada. Bagi masyarakat Pulau Labengki dan sekitarnya, jenis kima ini disebut sebagai kimaboe (kima air) karena jika daging kima ini diambil, maka akan keluar banyak air dan hanya menyisakan sedikit daging.
Awalnya, spesies kima ini dicurigai sebagai Tridacna Tevoroa karena memiliki bentuk dan lekukan cangkang yang sama. Namun, setelah dilakukan penelitian bersama Prof. John Lucas dan Dr. Richard D Braley, ahli kima dunia dari Queensland Univercity, Australia, dipastikan bahwa kima yang ditemukan di Kepulauan Labengki bukan Tridacna Tevoroa karena kimaboe tidak memiliki daging yang berkutil dan tidak memiliki tonjolan daging di pertengahannya. Perlu diketahui, Prof. John Lucas dan Dr. Richard D Braley adalah penemu Tridacna Tevoroa di Kepulauan Fiji dan Tonga di Samudera Pasifik.
Penelitian lanjutan pun dilakukan dan pada awal Mei 2013, spesifikasi kima ini ditetapkan sebagai kima spesies baru dan menjadi spesies kima terbesar kedua di dunia dengan panjang cangkang 55,5 cm, lebih besar dari Tridacna Tevoroa dan Tridacna Derasa.
Selain kimaboe, di kawasan ini juga ditemukan jenis kima lainnya, yaitu Tridacna Derasa, Tridacna Squamosa, Tridacna Maxima, Tridacna Crocea, Hippopus Hippopus, dan Hippopus Porcellanus. Dengan penemuan ini, maka kawasan Kepulauan Labengkipun langsung menjadi kawasan breaset internasional. Kawasan ini akan menjadi sasaran penelitian, khususnya bagi para mahasiswa dan peneliti kelautan nasional dan internasional.
Yang pasti, semua yang telah dan akan terjadi di wilayah ini adalah potensi pariwisata yang tidak ternilai, terlebih bagi penyelam. Pasalnya untuk menyaksikan kima super raksasa ini, mereka harus datang ke Pulau Labengki dan kima ini tidak akan mereka temukan dimanapun di dunia, kecuali di Kepulauan Labengki, Sulawesi Tenggara.
Sumber: Travel Okezone
0 komentar:
Post a Comment