Lindungi Kawasan Ekosistem Leuser |
Kawasan Ekosistem Leuser – Situs yang dilindungi dunia, atau dihancurkan untuk selamanya ?
Kawasan Ekosistem Leuser (atau sering disebut dengan “KEL”) adalah tempat terakhir di dunia yang dimana Harimau, Orangutan, Gajah, dan Badak hidup secara berdampingan di alam liar. Luas kawasan ini adalah 2.6 Juta hektar sebagai kawasan yang dilindungi, yang dimana 80% terdapat di Aceh. Ekosistem Leuser adalah harapan nyata terakhir untuk kelangsungan hidup jangka panjang dari empat spesies ikonik yang sangat terancam punah ini di Sumatera.
SAAT INI, GUBERNUR ACEH SEDANG BERADA DI BAWAH TEKANAN UNTUK MENANDATANGANI PERATURAN BARU YANG AKAN MENGHANCURKAN KEL UNTUK SELAMANYA – KITA HARUS MENDUKUNG BELIAU UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN YANG BAGUS.
Untuk masyarakat Aceh, Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) menyediakan sumber air bersih untuk kurang lebih 4 juta jiwa di Aceh sebagai irigasi di hilir, pertanian, dan sumber makanan. KEL juga menyediakan jasa lingkungan untuk masyarakat Aceh melalui mitigasi erosi, banjir, tanah longsor, dan penyebaran hama. Untuk masyarakat Nasional dan Internasional, KEL mempunyai peran penting sebagai pengatur iklim dan penyimpan karbon.
Kawasan Ekosistem Leuser baru-baru ini dimuat pada Jurnal Ilmiah International (IUCN) sebagai salah satu “tempat tak tergantikan” kawasan lindung di dunia dan saat ini sedang dipromosikan oleh para ilmuwan diseluruh dunia untuk menjadi salah satu SItus Warisan Dunia UNESCO.
Petisi ini akan ditujukan kepada Dr. Zaini Abdullah, Gubernur Aceh sebagai pemimpin Aceh untuk menunjukkan kepada dunia bahwa keputusannya sangat mempengaruhi kehidupan banyak orang di Aceh.
Mohon tanda tangani petisi ini dan sebarkan petisi penting ini sekarang. Jangan pernah meremehkan dampak yang bisa anda lakukan untuk membantu menyelamatkan masyarakat dan keanekaragaman hayati Aceh
Terima kasih atas dukungan Anda.
Para ilmuwan mengidentifikasi 137 kawasan lindung sebagai yang paling penting untuk melestarikan keanekaragaman hayati.
Petisi oleh
Muhammad Nur
Banda Aceh, Indonesia
Baca lebih lanjut di Mongabay
Dukung Petisinya di sini Change.org
0 komentar:
Post a Comment