basecamp

Banyak Ditangkapi, Australia Berusaha Selamatkan 'Nemo'

Ikan Badut
Sejumlah peneliti di Adelaide meluncurkan Operation Saving Nemo. (Credit: ABC)  
Sejumlah peneliti Australia sibuk menjalankan proyek penyelamatan ikan clownfish, atau ikan badut, seperti yang ditampilkan dalam film kartun Finding Nemo. Karena, ternyata, film yang membawa pesan pelestarian alam itu malah berbuntut melonjaknya jumlah ikan clownfish yang diambil dari habitat mereka.

Film Finding Nemo bercerita tentang perjuangan seekor ikan badut untuk kembali ke laut lepas. Namun, film ini justru tampaknya mengakibatkan lebih banyak ikan badut yang ditangkap dan dibawa keluar dari habitat mereka, karena begitu banyak penonton yang 'jatuh cinta' pada tokoh Nemo di film.

Untuk menyikapi ini, sejumlah peneliti di Adelaide, Australia, mulai mengembangbiakkan spesies tersebut dalam skala komersil, agar tidak lebih banyak orang yang memilih mengambil ikan badut dari habitat asli. 

Saat ini, mereka sudah menghasilkan lebih dari 500 ikan untuk dijual di toko-toko hewan peliharaan di sekitar Australia Selatan dan Brisbane.

Menurut pemimpin proyek, Karen Burke da Silva, tak perlu berpikir banyak sebelum memutuskan untuk memulai proyek yang dinamakan  'Operation Saving Nemo' (Operasi Penyelamatan Nemo) ini dua tahun lalu.

"Kita terlibat dalam kerja lapangan di Queensland bagian utara ujung, dan Great Barrier Reef. Kami mendapati bahwa orang-orang kebanyakan tak tahu betapa banyak ikan badut yang telah diambil [dari habitat aslinya]," ucapnya.

Karen meneliti satwa itu, dan mendapati bahwa jenis ikan itu ternyata mudah dikembangbiakkan dan dirawat. Dengan dibantu sumber daya dari universitas Flinders, ia memulai proyek tersebut. "Tak ada alasan untuk memindahkan mereka dari kawasan karang," katanya.

Menurut Karen, pesan pelestarian dalam Finding Nemo tak berhasil sampai ke penonton. "Saya rasa, yang ingin dilakukan film itu adalah menunjukkan bahwa tidak baik mengambil ikan dari kawasan karang dan mengurungnya," ucapnya.

Namun, para penonton justru 'jatuh cinta' pada ikan badut, dan ingin memelihara ikan tersebut. "Sejak film itu dirilis, jumlah ikan badut yang dipindahkan dari kawasan karang meningkat pesat," jelasnya.

Dengan pengembangbiakkan ikan ini, terjadi penghematan biaya yang cukup besar ketimbang penangkapan ikan di laut lepas. "Harga grosir ikan hasil perkembangbiakkan lebih murah hingga 90 persen dibanding ikan yang ditangkap di laut lepas," ungkap Karen.

"Tujuan proyek ini adalah menurunkan jumlah atau menghentikan sama sekali pengambilan ikan badut dari alam lepas," tambahnya.


Share on Google Plus

About Unknown

Petualang muda yang suka apa saja kecuali belajar berhitung, jatuh cinta dunia Petualangan dan Alam Indonesia. Juga seorang pengagum pohon Bambu dan bunga Dandelion.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: