sisa logistik yg jd sampah di gunung |
Menjamurnya perhimpunan penggiat alam bebas yg dlm istilah kerennya disebut pecinta alam, diiringi pula dengan kerusakan alam yang hampir tak terkendali,
Apanya yg salah ? bukankah kegiatan pecinta alam u menumbuhkan rasa peduli pada lingkungan selain kebersamaan, Anehnya lg kita cukup kuat untuk memikul sampah2 dalam ransel sampai kepuncak gunung, Tapi terasa berat menentengnya turun,
Seperti di gunung ini, pernah saya daki sewaktu sma dulu,
Waktu itu perhimpunan pecinta alam belum sebanyak sekarang,
Yang naik gunung juga paling 2 atau 3 orang,
Vegetasi hutannya masih rapat, sampah anorganik adalah barang langka disini.
Sayangnya sisa2 api unggun, kaleng2 bekas, plastik2 sisa pembungkus makanan adalah pemandngan warna-warni yg mengejutkan. Aksi2 bersih gunung sepertinya hanya seremonial untuk gagah2an… hmm
Sulitnya membedakan cinta sejati dan cinta palsu mu,! Pecinta alam…???sepertinya rumput yg bergoyang juga kebingungan.
Anti penggiat alam,
Para penambang liar juga penggiat alam,
Mereka dengan giatnya mengeruk mineral dari perut bumi.
Para penebang hutan dan pemilik HPH juga penggiat alam,
Yang giat menggunduli hutan belantara (bahkan yg dilindungi).
Pecinta alam juga penggiat alam,
Yang giat nyampah di gunung dan tmpat2 yg sering mereka kunjungi,
Aku juga penggiat alam, yg giat dengan aksi2 protes ttg tambang dan penyelamatan lingkungan,
Yang suka bakar ban2 bekas biar asapnya itam,
Kalo ada aksi social tentang lingkungan hidup, aku suka tampil buat gagah-gagahan
Lagian kegiatan itu sering diliput media, itung2 buat popularitas,
Ecgh punting rokok buangnya dimna yaaa, hehhee
Mendaki gunung, menapak dipuncak bukan untuk meninggikan diri,
Tapi untuk lebih membumi,
Semkin tinggi tempat yg kita pijak makin luas pula cakrawala membentang.
Ketika "Serangga Malam" berceloteh__
0 komentar:
Post a Comment