Di awal tahun 2014 Indonesia mendapatkan kado istimewa. Tiga pemuda Indonesia kembali berhasil menjejakkan kaki di Gunung Aconcagua, Argentina. Dan Sang Saka Merah Putih bendera kebanggaan bangsa berkibar gagah.
Tiga pendaki asal Indonesia berhasil mencapai Puncak Aconcagua yang merupakan puncak gunung tertinggi di Benua Amerika pada 4 Januari 2014 lalu pukul 15.55 waktu setempat. Mereka adalah mahasiswa dari Tim Indonesia Green Expedition (IGE) Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam (KMPA) Eka Citra Universitas Negeri Jakarta.
Ke tiga pendaki tersebut adalah Ali Ataya (21), Khaerul Amri (23) dan Nur Wahyu Widayatno (24) yang mulai mendaki Gunung Aconcagua sejak 25 Desember 2013 lalu, demikian dalam rilis yang disampaikan KMPA Eka Citra UNJ yang diterima Senin (6/1/2013). Perjalanan ke Puncak Aconcagua pada tanggal 4 Januari 2014 dimulai pada pukul 05.00 dari Camp 3 didampingi oleh guide Gabriella Moretta dan Gato dari Aymara.
Saat perjalanan menuju puncak, angin yang berhembus kencang ,diiringi rintik hujan salju dan dinginnya udara dengan suhu mencapai minus 15 derajat Celcius, mereka terus melangkah saling menyemangati dan berjuang bersama untuk mencapai keberhasilan ekspedisi ini.
“Tentunya doa dan semangat dari keluarga besar di Indonesia sangat memotivasi kami,” ujar Ketua Tim Pendaki Khaerul Amri.
Aconcagua merupakan gunung tertinggi yang mewakili lempeng benua Amerika Selatan, berada di wilayah Pegunungan Andes, Argentina, memiliki ketinggian 6.962 mdpl (22840 feet) dan merupakan gunung kedua tertinggi setelah Everest (8.848 mdpl) dalam ‘The Seven Summits of The World’. Kawasan Pegunungan Andes hanya dihuni oleh batuan basalt hitam, salju, glacier dan beberapa jenis binatang, yang terkenal yaitu Guanacos (sejenis Lhama di Tibet).
Aconcagua merupakan Gunung yang memiliki tantangan yang luar biasa, karena memiliki cuaca, suhu, dan angin yang ekstrem. Letaknya yang diantara Samudera Atlantik, Samudera Pasifik dan Antartika sehingga angin dari ketiga laut tersebut bertemu dan berputar di Gunung Aconcagua. Di sini terdapat juga El Viento Blanco, yaitu angin putih (white storm) yang memiliki kecepatan 270 km/jam yang siap menghantam apapun yang menghalanginya, munculnya angin tersebut ditandai dengan munculnya awan cendawan/jamur (mushroom clouds), tanda tersebut yang menjadi pedoman bagi para pendaki, untuk segera turun dan menghentikan pendakian ke tempat yang lebih aman.
Pendakian Aconcagua ini sendiri merupakan pendakian ke-4 dalam rangkaian ekspedisi 7 Summits KMPA Eka Citra UNJ, setelah sebelumnya berhasil mendaki Gunung Elbruss Rusia (2011), Puncak Cartensz Pyramid Indonesia (2012) dan Gunung Kilimanjaro Tanzania (2012). Untuk selanjutnya pada tahun 2014 KMPA Eka Citra UNJ akan melanjutkan ekspedisi ke Gunung Denali di Alaska,ujarnya.
Keberhasilan ini merupakan suatu kebanggan bagi bangsa Indonesia, dimana satu tahun sebelumnya anak-anak muda Indonesia berhasil menggapai puncak Aconcagua pada awal Desember 2013 (Tim Mahapala Universitas Negeri Semarang) dan awal Januari 2013 (Tim Srikandi Wanala Universitas Airlangga Surabaya).
Sumber: detikNews
0 komentar:
Post a Comment