Beo yang Menginpirasi Film Rio Itu Mati

Beo yang Menginpirasi Film Rio Itu Mati
Presley, burung beo yang menginspirasi film Rio. Foto: Nationalgeographic.com
Kisah di film Disney biasanya berakhir indah, termasuk dalam film “Rio” dimana seekor Spix’s macaw (burung beo biru) langka berhasil menemukan pasangan untuk kemudian berkembang biak. Sayang, burung beo yang menginspirasi film Rio justru mati tanpa meninggalkan keturunan.

Seekor Spix’s macaw bernama Presley, yang merupakan burung asli Brasil ini diyakini sudah punah di alam liar. Penyebabnya adalah deforestasi dan lebah madu asing membuat mereka kesulitan membuat sarang. Spix’s macaw terakhir kali terlihat di alam liar pada 2000.

Saat ini kurang dari 100 Spix’s Macaw dibesarkan di lokasi penangkaran. Namun, kurangnya keragaman genetik menyebabkan sulitnya upaya perkembangbiakan. Para peneliti berharap kemajuan dalam teknologi inseminasi buatan dapat membandu memulihkan populasi mereka. Agar kejadian matinya Presley tanpa meninggalkan keturunan, burung beo yang menginspirasi film Rio, tidak terulang.

“Menjaga mereka di dalam kandang bukanlah wujud konservasi,” ujar Cromwell Purchase, direktur Al Wabra Wildlife Center.

Beo yang Menginpirasi Film Rio Itu Mati
Film "Rio"
Dalam film “Rio” seekor Spix’s Macaw jantan kembali ke Brasil dan berhasil menemukan betina. Setelah berhasil mengalahkan pemburu, keduanya berhasil bereproduksi dan menghasilkan keturunan.

Carlos Saldanha, sutradara film tersebut berharap filmnya dapat membantu menyadarkan penonton tentang kondisi burung-burung yang terancam punah.

"Aku ingin [fitur] burung paling langka," katanya kepada situs Bird Channel pada 2011. "Spix’s Macaw itu benar-benar paling langka."

Dan kini, Presley, burung beo yang menginspirasi film Rio mati.

Beo yang Menginpirasi Film Rio Itu Mati
Tahun 2014 ini sekuel Film Rio 2 menceritakan kelanjutan kisah tentang seekor Spix's macaw bernama Blu, _kiri.
Foto: 20TH CENTURY FOX/ BLUE SKY STUDIOS VIA AP


Sumber: LiveScience | Intisari
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment