Kerusakan Habitat Membuat Populasi Owa dan Elang Jawa Kritis

Elang Jawa - Spizaetus bartelsi.  Foto ist
Jakarta – Kesimpulan survey Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jateng selama dua hari mendata populasi Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan Owa Jawa (Hylobates moloch) di lereng Selatan Gunung Slamet, Banyumas. Saat ini, hanya terdapat 400 ekor populasi Owa Jawa dan 1.000 ekor Elang Jawa. Terdesaknya habitat satwa ini, selain dari perburuan liar juga karena perkembangbiakan yang sangat lambat.

Di Jawa Tengah hanya ada dua tempat bermukimnya satwa ini pertama, lereng Gunung Slamet dan perbukitan Petungkriyono, Pekalongan. Dua spesies ini termasuk fauna yang sangat dilindungi karena perkembangbiakannya sangat lambat. ”Di lereng Slamet populasi Owa Jawa sekitar 400 ekor saja,” kata Joko Sulistiyono Koordinator Tim Survey BKSDA Jateng.

Owa betina, contohnya hanya melahirkan paling banyak tiga kali dalam hidupnya. Rata-rata bahkan hanya 1 – 2 kali. Selain itu, Owa termasuk hewan yang setia pada pasangan. Akibatnya, jika salah satu dari pasangan itu mati, pasangan lain tidak akan kawin lagi hingga mati.

Upaya pelestarian perlu dilakukan dengan pendekatan kepada masyarakat yang memelihara satwa itu dan diharapkan warga bisa menyerahkan fauna langka itu untuk dilepas di alam bebas.

Sementara, Habitat yang rusak dan pergantian musim mengganggu perkembangbiakan Elang Jawa. Setiap pasang Elang Jawa butuh 2-3 tahun untuk menetaskan satu telur. Selain itu, perburuan liar pun jadi penyebab serius menyusutnya populasi Elang Jawa.


Sumber: ekuatorial.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment