basecamp

Takut Ular ? Kenali Mitos Tentang Ular yang Membuat Kita Salah Kaprah

Takut Ular ? Kenali Mitos Tentang Ular yang Membuat Kita Salah Kaprah
Sulawesi pit-viper (Subannulatus Celebensis) salah satu jenis viper yang ditemukan di TWA Tangkoko-Batuputih, Bitung, North Sulawesi. Foto: dok. @BasePetualang
Ular hmmm. Bila berbicara mengenai hewan reptilia yang satu ini, kebanyakan orang akan langsung bergidik, Takut, Geli dan sebagainya. Biasanya, mereka yang takut pada ular hanya karena termakan oleh doktrin sejak kecil yang mengatakan bahwa ular itu berbahaya.

Jika dikatakan ular itu berbahaya memang benar. Tapi tidak semua ular berbahaya. Banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang ular. Salah satunya adalah jika rumah kemasukan ular maka akan menjadi pertanda buruk. Faktanya, tidak ada korelasi jelas antara ular memasuki rumah dengan nasib, kesialan, musibah, dari penghuni. 

Nah, kali ini kita akan membahas mitos-mitos yang salah kaprah tentang ular yang kami kutip dari Merdeka.com. Tentunya hal ini berdasarkan dengan sains. Sebab banyak ular yang dijauhi bahkan dibunuh karena sedikitnya pengetahuan. Berikut ulasannya:

Faktanya, tidak ada satu pun jenis ular berlendir.

1. Ular itu tidak berlendir
Kebanyakan orang yang jijik dengan ular mengatakan bahwa sisik ular itu berlendir. Faktanya, tidak ada satu pun jenis ular berlendir. Bahkan sisik ular benar-benar kering.

Licin? Tidak. Sisik ular cenderung halus. Namun ini terbatas pada beberapa jenis saja, seperti keluarga pyhton atau ular-ular yang memang dipelihara manusia dan dirawat dengan baik. Mengapa nampak mengkilat? Hal ini disebabkan oleh pantulan cahaya yang menimpa sisik ular yang sangat halus. Sehingga akan terlihat seperti berlendir. Pada dasarnya, ular tidak memiliki kelenjar keringat layaknya manusia.

Faktanya, ular tidak memiliki telepati khusus apalagi sinyal

2. Ular tidak memiliki telepati
Ada mitos yang mengatakan bahwa jika seseorang membunuh ular, maka beberapa hari kemudian 'teman-teman' ular yang telah dibunuh tersebut akan mendatangi 'tersangka' dengan maksud balas dendam secara keroyokan.

Hal tersebut disebabkan karena sebelum dibunuh, ular yang sedang terancam kematian itu melihat pembunuh dengan matanya kemudian mengirimkan sinyal sejenis telepati pada teman-temannya bahwa orang itu yang telah membunuhnya. Ya, mitos ini tersebar luas khususnya di pulau Jawa.

Faktanya, ular tidak memiliki telepati khusus apalagi sinyal!

Hingga saat ini tidak ada bukti nyata sekelompok ular menyerang manusia yang telah membunuh ular lain. Perlu diketahui, Ular adalah hewan solitaire, artinya mereka lebih suka melakukan segala sesuatunya sendiri. Lebih tepatnya lagi, ular bukan jenis hewan yang berkelompok seperti mamalia. Sehingga dalam urusan mencari mangsa pun, ular tidak membutuhkan rekan-rekannya.

Yang perlu digaris bawahi juga adalah induk ular akan meninggalkan anak-anaknya yang baru dilahirkan untuk bisa hidup mandiri dan mencari makan sendiri. Itulah sebabnya ular disebut predator karena sudah terlatih sejak kecil. Meski mereka akan tetap hidup sendiri.

Ular hanya merasakan getaran udara melalui organ bagian dalam yang disebut Membran Typhani.

3. Ular tidak bisa mendengar
Ular tidak memiliki daun telinga, sehingga tidak ada cerita yang mengatakan bahwa ular akan menyerang dalam keadaan bising. Ular hanya merasakan getaran udara melalui organ bagian dalam yang disebut Membran Typhani. Selebihnya, ular akan mendeteksi segala sesuatu yang ada di sekitarnya dengan menggunakan lidahnya yang bercabang. Itulah sebabnya mengapa ular sering menjulurkan lidah. Sebab lidah tersebut digunakan untuk menghimpun informasi melalui partikel udara.

Bagaimana dengan ular di India yang kerap menari saat dimainkan musik menggunakan seruling? Perlu Anda ketahui, ular tersebut hanya mengikuti gerakan seruling yang ikut digoyang-goyangkan oleh pemiliknya. Itulah sebabnya sang ular ikut menari mengikuti gerakan seruling. Apabila sang pemilik hanya memainkan seruling tanpa digerakkan, jelas ular tersebut tidak akan menari.

Pada dasarnya ular hanya merespon segala sesuatunya berdasarkan gerakan dan suhu panas di sekitarnya.

Faktanya ada beberapa jenis ular yang justru beranak. Akan tetapi tidak murni beranak.

4. Tidak semua ular bertelur
Hukum alam mengatakan bahwa semua reptil bertelur. Faktanya ada beberapa jenis ular yang justru beranak. Akan tetapi tidak murni beranak. 

Sebab dikatakan bahwa jenis ular seperti ular kadut, ular boa, dan beberapa jenis lainnya bertelur dan menetaskan telurnya di dalam tubuh induknya. Sehingga saat sang induk mengeluarkan anaknya, akan langsung berbentuk ular, bukan lagi telur.

Green Tree Python, adalah jenis ular berwarna hijau yang memang tidak beracun.

5. Tidak semua ular hijau berbahaya
Ini yang sering salah kaprah di persepsi banyak orang. Ular dengan warna hijau dianggap selalu berbahaya dan beracun. Faktanya, tidak semua ular berwarna hijau itu beracun dan berbahaya.

Ada jenis ular berwarna hijau yang memang tidak beracun. Seperti Green Tree Python atau yang lebih dikenal dengan ular Chondro. Ular ini berwarna hijau dan biasa tersebar di Indonesia Timur. Selain itu ada ular pucuk dan ular bajing. Kedua jenis ular ini berwarna hijau cerah dan berbisa. Namun bisa tersebut tidak membahayakan manusia karena hanya berbisa rendah.

Green Tree Pyhton atau ular Chondro adalah salah satu ular dengan kepala segitiga yang tidak beracun

6. Kepala segitiga tidak semuanya berbahaya
Satu lagi yang sering salah di kalangan masyarakat. Semua jenis ular yang berbentuk segitiga itu beracun. Faktanya, tidak semua.

Sekali lagi, Green Tree Pyhton atau ular Chondro masuk di daftar ini. Memang tidak beracun, namun ular tersebut cenderng agresif jika diusik.

Ballpython atau piton bola. Ular ini memiliki karakter jinak sejak lahir.

7. Tidak semua ular agresif
Tidak semua ular agresif adalah benar. Ada beberapa jenis ular yang memang memiliki karakter tenang dan bersahabat. Sebut saja Ballpython atau piton bola. Ular ini memiliki karakter jinak sejak lahir.

Sekalipun Anda menjumpainya di hutan, Anda tidak perlu takut, justru ular inilah yang takut pada Anda. Ular asal Afrika ini memiliki bentuk yang lucu dan imut sebab panjang maksimalnya hanya 1,5 meter (cenderung bonsai) namun badannya gemuk. Apabila Anda ingin memelihara ular ini, sangat diperbolehkan sebab sama sekali tidak berbahaya.



Semoga bermanfaat... :)

Sumber: Merdeka
Share on Google Plus

About Unknown

Petualang muda yang suka apa saja kecuali belajar berhitung, jatuh cinta dunia Petualangan dan Alam Indonesia. Juga seorang pengagum pohon Bambu dan bunga Dandelion.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: